Restartid.com – Blue Origin, perusahaan antariksa milik Jeff Bezos, baru saja mencetak tonggak sejarah dengan keberhasilan peluncuran perdana roket New Glenn. Roket raksasa ini berhasil mengorbit untuk pertama kalinya pada 16 Januari 2025, menandai pencapaian besar dalam program luar angkasa Blue Origin.
Peluncuran ini dilakukan dari Cape Canaveral, Florida, pada pukul 02.03 waktu setempat, dalam rangka uji coba pertama perusahaan bersama NASA. Namun, dalam tahap pertama pendaratan kembali, roket tersebut meledak saat mencoba mendarat di atas kapal nirawak di laut.
Terlepas dari insiden tersebut, misi ini tetap dianggap sukses karena New Glenn berhasil mencapai orbit, sebuah langkah krusial dalam pengembangan roket yang diharapkan bisa bersaing dengan Falcon Heavy milik SpaceX. Blue Origin berencana untuk kembali melakukan uji coba New Glenn di tahun yang sama.
Ironi: Kesuksesan Berujung Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Di balik keberhasilan peluncuran New Glenn, Blue Origin justru membuat keputusan mengejutkan dengan memangkas 1.000 karyawannya, yang setara dengan 10 persen dari total tenaga kerja perusahaan.
Langkah ini diumumkan tak lama setelah peluncuran, menimbulkan tanda tanya di kalangan industri teknologi dan antariksa.
CEO Blue Origin, Dave Limp, yang baru menjabat sejak 2023, menyatakan bahwa perusahaan belum berada dalam posisi yang stabil secara bisnis, sehingga keputusan ini dianggap perlu meskipun menyakitkan.
💬 “Melakukan PHK adalah keputusan yang sulit, tetapi diperlukan untuk memastikan keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang,” ujar Limp dalam wawancara dengan Reuters.
Keputusan ini dinilai ironis, mengingat Blue Origin baru saja meraih pencapaian penting, namun masih menghadapi tantangan finansial yang memaksa mereka untuk melakukan efisiensi.
Alasan di Balik PHK Massal
Menurut laporan TechCrunch, belum ada tanggapan resmi dari Blue Origin mengenai alasan spesifik pemutusan hubungan kerja ini. Namun, ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebabnya:
-
Efisiensi Biaya
- Proyek luar angkasa membutuhkan anggaran yang besar, dan Blue Origin mungkin melakukan restrukturisasi untuk mengalokasikan dana ke proyek prioritas seperti New Glenn dan misi ke Bulan.
-
Tekanan Persaingan dengan SpaceX
- SpaceX telah lebih dulu sukses dalam meluncurkan dan mendaratkan kembali roket dengan biaya yang lebih efisien. Blue Origin mungkin berusaha menekan pengeluaran agar lebih kompetitif.
-
Tantangan dalam Pengembangan Teknologi
- Program New Glenn mengalami berbagai keterlambatan sebelumnya, dan perusahaan berusaha memastikan roket mereka memiliki keamanan tingkat tinggi sebelum digunakan dalam misi komersial.
-
Perubahan Kepemimpinan
- Sejak Dave Limp mengambil alih posisi CEO dari Bob Smith, ia mungkin membawa strategi baru yang lebih fokus pada efisiensi operasional dibandingkan ekspansi besar-besaran.
Apa Selanjutnya untuk Blue Origin?
🔹 Uji Coba New Glenn Berikutnya
- Meskipun mengalami kegagalan dalam tahap pendaratan, Blue Origin akan kembali melakukan uji coba roket New Glenn dalam tahun ini.
🔹 Misi Artemis NASA
- Perusahaan juga terlibat dalam proyek Artemis NASA, dengan ambisi mengirim manusia kembali ke Bulan dalam beberapa tahun ke depan.
🔹 Kompetisi dengan SpaceX
- Dengan SpaceX yang semakin dominan di industri luar angkasa, Blue Origin perlu membuktikan bahwa mereka bisa bersaing dalam hal keandalan, efisiensi, dan inovasi teknologi.